Translate

Jumat, 22 November 2013

(FF or ???) Be...

Aku mencintaimu…
Tanpa tahu bagaimana wujud dan rupamu…

***
Kecelakaan itu yang mengantarkanku padamu
Luka itu yang membuatku bisa bertemu denganmu
Hujan malam itu adalah saksi bisu
Bagaimana dia dan pria itu bertemu dalam takdir

      “Brengsek !” Umpat gadis itu kesal, sesaat setelah dia sadar dari alam sadarnya, setelah dia tahu bagaimana kondisinya yang sebenarnya, sesaat setelah dia mengingat kembali apa yang telah terjadi padanya.Kejadian-kejadian itu terus saja berputar dibenaknya, menohoknya dalam satu kenyataan, dia buta.
      “Hai, Bagaimana kau bisa masuk ke rumah sakit ini?” Gadis itu lekas saja bangkit dari duduknya, menunjukkan dengan terang-terangan sikapnya yang mengacuhkan pria asing itu.Pria asing? Ya, karena dia sadar bahwa dia tak mengenal pria itu, pria yang dengan berani mengusiknya.
      “Siapa kau?” Kata gadis itu akhirnya, setelah sebelumnya mendapati reaksi pria itu yang langsung saja mencekal tangannya hingga dia mengurungkan kembali niatnya, ada sedikit rasa penasaran yang menyusup masuk ke hatinya. Siapa pria itu
      “Kyuhyun, dan kau?” Kata pria itu santai, menggengam tangan gadis itu sebagai tanda perkenalan, seakan sadar bagaimana kondisi gadis itu. Gadis itu tersenyum kaku, menyambut genggaman tangan pria itu, walau hanya sementara sebelum nalar sehatnya memaksanya untuk melepaskan genggaman itu dengan cepat.
      “Ha-ra.” Katanya pelan, dia tersenyum sekilas saat mendengar bagaimana pria itu menirukan suaranya, entah mengapa ada rasa nyaman yang menyusup kedalam dirinya saat bersama pria itu. Pria yang baru saja dia kenal.
      Gadis itu sibuk menggembungkan kedua pipinya, seakan tidak suka dengan lelucon-lelucon yang diceritakan pria itu padanya, membuat pria itu menatapnya, dengan pandangan yang sulit dimengerti.
      “Kau gadis yang menarik” Simpul pria itu, tanpa sadar. Mengubris reaksi gadis yang tampak kaget itu.
      “Maaf.” Kata itu terus saja disuarakannya, walau dalam hati. Tak ada sedikitpun niat untuk mengungkapkannya.
***
Maaf karena membawamu masuk keduniaku…
Maaf karena membuatmu terluka…
Maaf karena terlanjur mencintaimu…
Maaf…

      Pria yang tak lain adalah Atan itu masih saja betah berdiri ditempatnya, masih setia menatap wajah gadis yang sedang tertidur pula situ.
        “Maaf…” Katanya pelan, seakan tak ingin gadis itu mendengar apa yang dia katakan. Bukan karena rasa takutnya terhadap reaksi yang akan diberikan gadis itu, tetapi lebih kepada ketidaksiapan hatinya untuk berpisah dengan gadis itu.
      “Maaf…” Katanya sekali lagi, sembari menggemgam erat tangan gadis itu, seakan sedang menyalurkan sedikit energi kepada gadis  itu. Dia menghapus jejak-jejak airmata di wajahnya, tidak ingin gadis itu tahu apa yang terjadi padanya walau dia sangat tahu bagaimana kondisi gadis itu yang masih tak dapat melihatnya.
      “Maaf…” Katanya dalam hati. Ada sedikit rasa kesal yang menyergapi dirinya, kesal akan hatinya yang begitu lemah, kesal akan ketidakberdayaan hatinya.Menyadari bagaimana isi hatinya, dan itu kembali menohoknya ketitik yang paling dalam.
      Pria itu meremas kuat dadanya, sakit itu kembali lagi menguasai jiwanya, sesuatu yang begitu dia takuti. Penyakitnya. Dia kembali menangis walau dalam diam, hatinya terus saja memohon pada Tuhan agar diberikan sidikit saja tambahan waktu. Sedikit saja.
      “Aku mencintaimu…” Katanya dalam hati, sebelum pergi meninggalkan gadis itu. Gadis yang telah diam-diam telah mencuri hatinya
***
Tanpa tahu siapa dirimu…
Tanpa tahu bagaimana masa lalumu…
Tanpa tahu wujud dan rupamu…
Aku mencintaimu…

      Gadis itu terus saja memperbaiki posisi duduknya, berusaha mengusir rasa gelisah yang sejak tadi menggeroti hatinya. Ada rasa takut yang mulai bersarang dihatinya, takut kehilangan pria itu.
      Gadis itu terus saja menepuk-nepuk pelan kedua pahanya yang masih terbalut jubah rumah sakit. Berusaha mempertahankan tekatnya untuk bertemu pria itu, menyampaikan sesuatu pada pria itu.
       Memberitahukan bahwa dia akan dapat melihat kembali karena ada seseorang yang telah mau mendonorkan matanya pada Ha-ra. Dia tidak tahu siapa orang itu karena dokternya sendiri yang menyembunyikan identitas pria itu, dia hanya tahu bahwa pria itu perduli pada penderitaannya dan itu membuatnya bahagia.
      Suara hujan itu seakan menohok hatinya dalam, sadar bahwa pria yang sedari tadi dia tunggu-tungu pasti tidak akan datang. Dia menangis, meratapi hatinya yang begitu lemah. Dia kecewa akan pria itu, pria yang tiba-tiba datang kehidupnya dan dengan tiba-tiba malah menjauh darinya.
      Gadis itu terus saja menangis, tanpa tahu bahwa pria yang sedari tadi ditunggunya sudah sejak tadi  berada persis dibelakangnya. Pria itu masih saja setia dalam diam, menatap gadis itu denagn intens seakan berusaha menyimpan wajah gadis itu dalam benaknya.       
      “Maaf.” Katanya tanpa bersuara, ada rasa penyesalan yang merasuki hatinya saat melihat penderitaan gadis itu, dan itu semua karena ulahnya. Karena dirinya sendiri. Dia menangis melihat gadis itu, hatinya terasa perih.
      Bukan karena dia tidak sadar akan perasaan gadis itu padanya, tetapi banyak hal yang tak bisa dia ungkapkan pada gadis itu. Dia hanya bisa menjauh, memberikan sedikit ruang pada gadis itu untuk bisa melupakannya. Dan itu sudah terlambat. Benar-benar terlambat.
***
Kau datang dalam hidupku…
Tetapi lekas saja pergi meninggalkanku…
Apakah kau tidak sadar akan penderitaanku…
     
      Gadis itu terus saja menangis histeris ditempatnya, kenyataan yang baru saja diberitahukan kepadanya semakin menghancurkan hatinya. Pria itu pergi, bukan saja menjauh darinya, tetapi telah  pergi untuk selama- lamanya.Meninggalkannya
      Hatinya sakit saat dokter memberikan sebuah surat padanya, dan memberitahukan kepadanya semua tentang pria itu. Pria yang ternyata adalah orang yang dia tabrak saat itu, pria yang telah lama mengidap kanker dalam hidupnya.Yang saat tu berusaha kabur dari rumah sakit sampai akhirnya tertabrak oleh dirinya.
      Dia menangis kembali, mengacak-acak rambut kusutnya saat ingatan-ingatan tentang pria itu terus saja berputar dibenaknya. Dia memukul kepalanya, ada rasa penyesalan yang begitu dalam tertinggal dihatinya. Bodoh, saat mendapati dirinya yang tak pernah peka akan kondisi pria itu, tak pernah ingin tahu tentang pria itu.
      Dia menutup kedua matanya, mata pria itu. Air mata itu kembali mengalir dari kedua matanya saat dia sadar bahwa orang yang mendonorkan mata itu untuknya adalah pria itu. Pria yang telah pergi meninggalkannya.
      “Kau benar-benar keterlaluan.” Umpatnya keras, mencampakkan surat yang ditulis pria itu untuknya. Hatinya sakit saat mengetahui semua hal yang dulu disembunyikan pria itu, perasaaan pria itu. Dia hancur dalam kebahagiaannya, pria itu benar-benar melukainya.
      “Maaf.” Katanya berulang kali sebelum akhirnya jatuh pingsan, tak kuat menghadapi kenyataan itu, kenyataan yang begitu menyakitinya.Tangannya masih setia menggenggam photo itu, photo pria yang baru saja dia lihat.

Maaf karena menyakitimu…
Maaf karena telah membawamu masuk keduniaku…
Maaf karena telah mencintaimu…
Lupakan aku dan Hiduplah dengan baik…
#Kyuhyun#
     
***
Kau meninggalkanku..
Yang masih saja tidak tahu bagaimana wujud dan rupamu…


-The End-



Np: Curhat dikit ne, faktanya si ni cerpen yang belum sempet di kembangkan jadi ff, 
jadi kalau ada masukan ending,klimaks atau apalah... sharing aja ama ane -,-
Soalnya ni story bakal di rekap ulang ^^ 

Please Comment O-O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar