Translate

Minggu, 28 Juli 2013

( FF ) Be Late...

TITTLE:  Be Late…
GENRE: Sad, romance
LENGTH: Oneshoot
RATED: G, 15 +
MAIN CAST :  Lee Donghae
                          Eunhyuk
                          Park Ha Ra
                          Park Na Yong
AUTHOR:     @Mizuto Takamiya
TWITTER:     @ElizaPurba
FACEBOOK:  Eliza Pricilia   

DISCLAIMER: The idea of fanfiction is from mine.      
Let’s visit my blog :
                        http://priciliapurba22.blogspot.com

Mianhae  typo bertebaran ^^ 
#bow

             # Story beginning !!!


I just can't understand the hearts of men

they tell you they want you and then they leave you

this is the first time, you're special

I believed those words and I was so happy


Author  Pov


      “Hei, kau melihat Ha- ra?” Sapa Donghae sambil memukul pelan bahu Eunhyuk seakan ingin menyadarkan sahabatnya yang tengah melamun itu.
      “Wae, Apa yang telah kau lakukan padanya belum cukup?” Sinis Eunhyuk sambil menepis tangan Donghae  yang masih setia berada di bahunya.
      “Mwo? Ah, anni… Bukan begitu, beberapa hari ini aku tak melihatnya .” Sahut Donghae pelan sambil tersenyum tipis, tanpa sadar ia telah menunjukkan bahwa dihatinya masih tersisa tempat gadis itu, mantan kekasihnya.
      “Sejak kapan kau kembali peduli padanya!” Suara sarkastis itu kembali menohoknya dalam, menyadarkannya pada kenyataan, Kenapa ia kembali memikirkan gadis itu, Apakah ia masih menyukai gadis itu?, Jerit batinnya.
      “Wo…wo…Ada apa denganmu, bukankah wajar kalau aku menanyakannya?” Kesal Donghae, ia heran melihat perubahan wajah Eunhyuk yang tiba- tiba memucat sejak ia mulai bertanya mengenai gadis itu, Park Ha ra.
      “Wajar?, Setelah apa yang kau lakukan padanya ?” Sinis Eunhyuk sambil memalingkan wajahnya, menerawang  jauh seakan ada yang sedang dipikirkannya. Donghae tahu itu, ia sudah merasa aneh sejak tadi. Pasti ada yang tidak beres ! tapi apa? , Pikirnya keras.
      “Kau aneh, aku hanya menanyakan keberadaannya tetapi kenapa kau selalu mengalihkan pembicaraan?” Desak Donghae seakan yakin bahwa ada yang disembunyikan Eunhyuk darinya.
      “Dimana dia, kau tak perlu tahu karna yang  jelas sekarang, dia sudah bahagia, sangat bahagia.” Sahut Eunhyuk pelan sambil beranjak pergi.
      Belum sempat dia beranjak dari tempatnya, tangan Donghae telah lebih dulu mencegatnya. Entah kenapa perasaan Donghae tiba- tiba memburuk, dia semakin penasaran tentang apa yang sedang disembunyikan sahabatnya itu. Tetapi di sisi lain dihatinya, dia juga merasa gelisah.
      “Bahagia!, Apa maksudmu, hyung? Aku tak mengerti.” Kata Donghae frustasi sambil membalikkan tubuh Eunhyuk agar menghadapnya. Dia kaget melihat mata Eunhyuk yang telah berkaca- kaca, mata yang sedang menatapnya sedih. Dan itu malah membuatnya semakin gelisah.
      “Dia sudah pergi, Hae- ya. Dia sudah bahagia…” Kata Eunhyuk pelan sembari menopang tubuh Donghae yang tiba- tiba ambruk. Dia sadar bahwa sahabatnya itu kaget, persis dengan reaksinya saat pertama kali mendapat kabar tentang gadis itu.
      “Dua hari yang lalu, nyawanya tak terselamatkan. Saat itu ia kritis karna tertabrak dan, dan…” Eunhyuk berhenti sebentar seakan ingin mengambil kekuatan untuk menceritakan kembali apa yang telah diketahuinya dari ibu gadis itu.      “ Dan ditambah lagi dengan penyakitnya… ia semakin tak tertolong.” Kata Eunhyuk pelan seakan menjawab raut wajah Donghae yang seakan meminta penjelasan.
      “Hari itu, ia menyelamatkan  adiknya, Park Na yong  sampai akhirnya dialah yang tertabrak.” Lanjut Eunhyuk  sambil menerawang  jauh, seakan sedang berusaha mengingat tiap kata yang disampaikan oleh ibu Ha ra saat menghubunginya kemarin.
      “Penyakit?” Sahut Donghae pelan setelah ia kembali mendapat sedikit fokusnya.
      “ Hm, Mysthenia Gravis.” Kata Eunhyuk pelan, dia menghapus air matanya yang sejak tadi terus mengalir sambil terus merogoh saku jaketnya, mencari sesuatu yang sempat dilupakannya.
      “Ige, surat untukmu dari Ha ra, dia menitipkannya padaku 1 minggu yang lalu dan berpesan memberikannya padamu saat ia sudah pergi jauh.” Kata Euhyuk parau sembari memberikan surat itu pada Donghae yang masih terduduk lemas.
      “Bacalah kalau kau ada waktu, aku pergi.” Pamit Eunhyuk sambil beranjak pergi setelah lebih dulu membantu Donghae untuk berdiri. Ia meninggalkan namja itu sendiri, namja yang belum sepenuhnya kembali ke fokusnya. Ia masih tidak percaya akan apa yang baru saja ia dengar. Ini sungguh kebetulan yang menyakitkan, bukan!

Really, what did you do during this year, love?
After letting you go
I felt like I was going to go crazy and dead
Up until yesterday

***

      Dia, siapa lagi kalau bukan Donghae berjalan gontai menuju sebuah pohon yang dulu menjadi tempat kesayangannya bersama gadis itu sambil terus meremas kuat surat yang masih berada digenggamannya itu. Dia terduduk dibawah pohon itu sambil terus menatap surat itu. Surat yang berwarna cokelat kusam dengan pita kecil di pojok kirinya.
      Untuk beberapa saat ia menimbang- nimbang keinginannya untuk membuka surat itu setelah beberapa saat kemudia ia memantapkan hatinya, lalu membuka surat yang didalamnya berisi sebuah kertas panjang yang digulung dan terlipat rapi dengan sebuah pita biru, salah satu warna kesukaan gadis itu.
      Hae- ya, apa kau baik- baik saja? Aku harap begitu…
Gomawo, telah membuatku bahagia selama ini…
Gomawo, karna  telah berada disampingku selama ini…
Gomawo, karna pernah menjadikanku sebagai pemilik hatimu…
Kau tahu Donghae- ya, aku sangat- sangat bahagia  ^^
      Hae-ya, Apa kau juga bahagia? . Hany pertanyaan itu yang berada di benakku sejak aku divonis mengidap penyakit ini, 1 tahun yang lalu. Aku tak pernah berani bertanya padamu tentang hal ini. Kau tahu kenapa? Aku takut  jawabanmu malah akan membuatku merasa tidak puas akan hidupku ini
      Tetapi saat melihatmu bersama Na yong, aku bahagia. Karna aku tahu bahwa kau telah menemukan penggantiku walau itu terasa terlalu cepat bagiku, apalagi dia adalah adikku sendiri. Tapi aku percaya dia pasti menjagamu karna aku tahu, dia juga mencintaimu.
      Kau tahu kenapa aku menjauhimu? tak memberimu penjelasan sedikit pun dan tetap membiarkan kita berpisah walau hanya karena kesalahpahaman itu?
      Itu semua kulakukan karena ingin memberikan kita sedikit latihan untuk berpisah, agar kau tak terlalu terluka saat aku menhilang dari sisimu.

      Air mata itu begitu saja jatuh tak terkendali di wajah Donghae. Tapi pada kenyataannya, kau malah membuatku semakin terluka… , Batinnya sedih sembari melanjutkan aktivitasnya membaca surat itu.

      Mianhae, kalau memang cara ini malah membuatmu semakin terluka karna aku pun tak pernah menginginkan penyakit ini menggerogoti tubuhku. Tapi aku percaya kau pasti akan bahagia, Hae- ya… bersama dengan Na yong. Aku mohon jaga dia seperti kau menjagaku dulu.
      Meskipun aku tahu, dia membenciku tetapi disisi lain, aku yakin dia juga menyayangiku. Dia hanya iri dengan perhatian yang selama ini kau berikan padaku, ditambah lagi perhatian orang tua kami yang lebih terfokus padaku selama satu tahun ini oleh karena itu dia menyembunyikan surat kelulusan itu darimu. Bukan hanya karna ingin menghancurkan hubungan kita tetapi juga karna dia tak ingin kau jadi pergi ke Italy meski hanya untuk melanjutkan pendidikanmu. Bagiku itu sudah cukup membuktikan bahwa dia juga menyukaimu.

      Tangan Donghae mengepal kuat, hatinya panas melihat betapa gadis itu berhasi mempermainkannya sampai begitu dalam. Dia kesal pada dirinya sendiri yang begitu bodoh.Pengganti? Shit, Gadis ini benar- benar… , jerit batinya semakin frustasi.

      Untuk pertama kalinya posisiku terancam dan itu karena adikku sendiri, adik yang bahkan tak sadar betapa berharganya dirinya bagiku. Hae-ya, kau  tahu bagaimana rasanya berada di posisiku saat aku tahu dialah yang berusaha  menghancurkan  kita? Aku hancur  Hae- ya, melihat bahwa adikku sendirilah yang menusukku  dari  belakang dan  apa  yang ku lihat, kau juga ternyata  percaya  padanya.
      Aku semakin terpuruk mendapati kepercayaan yang menjadi  dasar hubungan kita semakin memudar, Aku semakin  frustasi karna orang  yang  menjadi  motivasiku untuk  tetap hidup kini malah meninggalkanku ditambah lagi  saat  mendapati semakin hari penyakit ini semakin berkuasa untuk  menghancurkanku…

      Kata- kata itu seakan menjadi tamparan keras bagi Donghae. “Kepercayaan” untuk sesaat  hal yang sangat dipegangnya dengan teguh itu menghilang begitu saja.  Ia marah pada dirinya sendiri.

            Flashback

      “Kenapa kau melakukan ini, Ra-ya?” Bentak namja yang tak lain adalah Donghae itu. Membuat senyum di wajah gadis yang bernama Ha ra itu tiba- tiba menghilang berganti dengan raut wajah katakutan, namja itu untuk pertama kalinya membentaknya, dan itu di depan umu juga disaksikan secara langsung oleh adiknya sendiri.
      “Kau mendapatkannya darimana Hae- ya?” Tanya Ha ra pelan saat  ia sadar akan apa yang membuat namja itu marah padanya, apalagi kalau bukan berkas kelulusan yang sedang digenggam erat namja itu.
      “Dari adikmu, dan kau tahu? dia mendapatkan ini dari meja belajarmu!” Sinis Donghae sambil menatap Hara tajam.
       Untuk sesaat Hara menatap Donghae dan Nayong  secara bergantian, meski dengan tatapan terluka, sebelum akhirnya dia pergi berlari keluar dari ruangan itu. Tentu saja dia terluka, sangat .

            Flashback End

      Tapi satu kenyataan menohokku dalam,  Hae-ya. Kau tahu, meski aku tak bisa melepasmu untuk siapapun, aku juga tak bisa terus menggenggammu seperti dulu dan kembali lagi itu karena penyakit ini, penyakit  yang berhasil melenyapkan  semua  kebahagianku.
      Aku senang karna semakin hari kau semakin menjauhiku, menghindariku,  dan tak berusaha mendapatkan penjelasan lebih dariku mengenai masalah itu, meski  tak  kupungkiri hatiku hancur saat itu. Tetapi aku sadar lebih baik begini daripada kau tersiksa melihat  tubuhku  yang semakin hari  digerogoti  penyakit ini.
      Kau ingat saat kita msih bersama dulu, apakah kau menyadari begitu lemahnya kondisiku saat itu, hanya untuk mengejarmu saja, aku langsung terjatuh. Saat tiba- tiba aku mengaku bahwa aku tak bisa melihatmu, saat aku mendadak sesak nafas saat ciuman pertama kita. Kau tahu, itu semua karna penyakit ini. Salah satu penyakit langka yang membuat otot- ototku menjadi begitu lemah.  Aku menderita Myasthenia Garavis  Hae-ya.  Dan  penyakit  ini  sangat sulit disembuhkan.

      Untuk sesaat mata Donghae menerawang jauh, mengingat saat- saat bersama mereka dulu, saat gadis itu tiba- tiba jatuh karna kelelahan padahal mereka hanya berjalan sebentar, saat ia selalu menatap wajah gadis itu yang semakin hari semakin memucat dengan mata yang kelihatan sangat lelah, yang saat itu selalu diakui gadis itu hanya karna insommia.

            Flashback

      “Hae- ya, kau dimana?” Kata gadis itu sambil menggerak- gerakkan tangannya seakan ia tak bisa melihat, ia terdduk lemas di pasir, memilih untuk menyerah mengejar namjanya yang tiba- tiba menghilang dari pandangannya.
      “Yak ! Kenapa kau malah duduk, kajja kejar aku!” Suara itu seakan mengembalikan fokusnya untuk mengejar Donghae, namjachingunya itu.
      “Kau dimana, aku tak melihatmu?” Katanya sambil kembali  menggerak- gerakkan tangannya, ingin mengggapai namja itu. Ia tersenyum kecut mengingat penyakitnya itu kambuh lagi, semua menjadi  kabur dalam pandangannya dan kakinya kembali kaku, seperti biasanya.
      “Kau tak melihatku, changi? Aku disini!” Goda Donghae sambil mengedip- ngedipkan matanya melihat gadis yang hanya tersenyum kecut tanpa melihatnya.
      “Babo, aku begini agar kau datang dan memelukku !” Ketus gadis itu memasang wajah cemberutnya, bermaksud mengelabuhi pertahanan namja yang tiba-tiba memeluknya itu agar tak mengetahui kondisinya sekarang.
      “Kau yang babo.” Ejek Donghae sambil mengecup bibir gadis itu, yang tiba- tiba mendapat dorongan dari gadis itu.
      “Sesak, Hae-ya.” Kata gadis itu pelan  yang masih bisa tertangkap oleh pendengaran Donghae.
      “Mwo?” Kata Donghae heran .
      “Anni, aku sesak karna badanmu yang besar itu menghimpitku.” Canda Hara sembari tertawa meninggalkan donghae yang tersenyum aneh.

            Flashback End

      Untuk terakhir kalinya, hiduplah dengan baik, Hae- ya karna itu akan semakin membuatku bahagia…
      Saranghae….

      Dari orang yang selalu mencintaimu.
-          Park Hara    -

      Air mata Donghae kembali mengalir deras untuk kesekian harinya. Ada penyesalan yang sangat dalam dihatinya. Satu hal yang sangat ingin dilakukannya yakni pergi ke makam Hara.

My patience will one day pay off
It seems as though the unending waves
Are really stopping
It’s as though you and the person you love
Will continue on for 100 years
***

      Disinilah dia sekarang, berdiri mematung seakan masih tak percaya bahwa sekarang dia telah berada  dimakam gadis itu, gadis yang masih sangat dicintainya, gadis yang untuk pertama kalinya dibiarkannya membobol hatinya, yang menorehkan cinta begitu dalam dihatinya, mengambil hatinya, menyadarkannnya akan adanya cinta sejati. Dan dia percaya bahwa gadis itu adalah cinta sejatinya.
      Dia menjauhi gadis itu hanya untuk berpikir ulang betapa berharganya gadis itu, dan saat ia menemukan keyakinan itu ia malah mendapati bahwa dirinya terlambat karna gadisnya telah pergi, menghilang dari sisinya untuk selamanya.
      Dia kembali meremas sebuah surat yang tadi diberikan oleh adik gadis itu, Park Nayong saat mengantarnya ketempat itu dan kembali, surat itu dari Hara. Bukankah gadis itu betul- betul telah menyiapkan kepergiannya ?

      Jangan meminta maaf… Karna  Love is never say you are sorry !
*Park Hara


      Begitulah isi surat itu. Kata- kata itu kembali menohoknya dalam, menyadarkannya betapa dalam gadis itu mengenalnya, sampai tahu apa yang akan dikatakannya.
      “Ra- ya …” Hanya kata itu yang di ucapkannya sambil terus menangis sambil memeluk nisan yang bertuliskan “Park Hara” .


     Some Place

      Gadis itu kembali menoleh kebelakang mendapati seorang namja yang sedang menangis keras sambil memeluk nisan yang dia tahu betul nisan siapa.
      Dia hanya melihat pemandangan itu dengan sedih. “ Mianhae, Eonni …” Air mata itu kembali mengalir deras di pipinya, mengingat betapa bodohnya dia dulu menbenci orang yang sangat menyayanginya.
      “ Mianhae, Eonni…” Kata itu terulang kembali dari bibir mungilnya, untuk kesekian kalinya, Dia tertunduk sedih.
      Bukankah kau bisa menebak siapa dia ?   

Drop by drop, they are falling
against my chest
Though I cry and I cry,
the memories won’t erase And again today,
I drench my empty heart
We used to like each other- you
laughed at my smile

END

Hanya berharap tak ada yang mengalami kisah cinta seperti ini…
Please correction !!!

Gomawo for Read…


4 komentar:

  1. kau daebak eliza
    mataku berair :'(

    BalasHapus
  2. Maaf baru baca, maaf baru baca, maaf baru baca.... Kkkkk~
    Okeee.... Ini butuh koreksian kan yaa >,<
    Aku mo koreksi tentang tanda baca dulu yah...
    Biasanya, kalo kalimat yang diakhiri pake tanda baca (?) (!) (.) (,) dan lain - lain, gak usah pake spasi yaa... kkkk~ Jadi, di sini banyakan pake spasi lah.
    Trus, apalagi yahhh... *PLAKK

    Untuk isi dalam ceritanya udah bagus. Good. Alurnya pas dan gak terlalu terburu - buru.
    Aku suka sama isinya, berhasil membuatku tersentuh. >,<

    Okeee... segitu aja yaa, koreksianku. Makasih

    BalasHapus