Translate

Rabu, 28 September 2016

Keterkaitan Metode Survey Geofisika dalam Melestarikan Sumber Daya Alam

Keterkaitan Metode Survey Geofisika dalam Melestarikan Sumber Daya Alam


Eliza Pricilia Purba

Pendahuluan

            Geofisika adalah salah satu dari jenis ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan hukum atau prinsip fisika. Ada beberapa jenis ilmu yang berkaitan erat dengan geofisika yakni meteorologi, elektrisitas atmosfer, fisika ionosfer, dan sebagainya. Dalam geofisika dikenal beberapa metoda eksplorasi yaitu teknik-teknik yang didasarkan pada konsep fisika untuk memperkirakan distribusi parameter atau sifat fisika bawah-permukaan (subsurface). Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

Bumi sendiri sebagai tempat tinggal kita secara alami sudah menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Di Indonesia, kita dapat menemukan bahwa kekayaan sumber daya alam sangat melimpah jadi, sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus harus berkontribusi dalam memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam Indonesia untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumber daya alam tersebut memang menjadi kendala bagi kita untuk melakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika.


Isi
            Metode Geofisika Secara umum dapat diaplikasikan dalam pengukuran kontras fisik di dalam bumi. Dua jenis metode yang biasa digunakan untuk mengukur kontras fisik adalah metode aktif dan metode pasif. Metode aktif dilakukan dengan membangkitkan suatu sumber, misalnya metode Geolistrik dan metode seismik. Sebaliknya metode pasif dilakukan tanpa membangkitkan suatu sumber, misalnya metode Gravitasi dan metode Magnetik.

            Dalam geofisika, kegiatan lapangan selalu dilakukan perdasarkan prosedur, kemudian hasil pengukuran akan dicatat lalu disajikan dalam bentuk tabel angka pengukuran. Hasil pengukuran tersebut sudah pasti harus sesuai dengan kondisi dan sifat fisis batuan bawah permukaan. Tabel angka-angka itu selanjutnya disebut data observasi atau data lapangan. Data lapangan tersebut diharapkan dapat emberikan informasi sebanyak-banyaknya, tidak sekedar mengenai sifat fisis batuan saja, melainkan juga kondisi geometri batuan bawah permukaan dan posisi kedalaman batuan tersebut. Informasi itu hanya bisa kita dapat bila kita mengetahui hubungan antara sifat fisis batuan tersebut dan data observasinya. Penghubung dari keduanya hampir selalu berupa persamaan matematika atau kita menyebutnya sebagai model matematika. Maka dengan berdasarkan model matematika itulah, kita bisa mengekstrak parameter fisis batuan dari data observasi.

            Proses geofisika memiliki beberapa contoh yakni perambatan gelombang seismik, perambatan gelombang elektromagnetik di bawah tanah dan juga aliran muatan (arus listrik) ataupun arus fluida pada batuan berpori. Data lapangan tak lain merupakan refleksi dari kompleksitas sistem geofisika yang sedang diamati, yang dikontrol oleh distribusi parameter fisis batuan berikut struktur geologinya.

            Tujuan utama kegiatan survey geofisika adalah untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, kegiatan survey harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika. Seringkali –bahkan hampir pasti– terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa dihindari, seperti kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun demikian, dengan analisis data yang paling mungkin, kita berupaya memperoleh informasi yang relatif valid berdasarkan keterbatasan data yang kita miliki.

 Dalam melakukan analisis, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga diperlukan, antara lain: berapakah nilai sampling rate yang optimal? Berapa jumlah data yang diperlukan? Berapa tingkat akurasi yang diinginkan? Selanjutnya –masih bagian dari proses analisis– model matematika yang cocok mesti ditentukan yang mana akan berperan ketika menghubungkan antara data lapangan dan distribusi parameter fisis yang hendak dicari. Setelah proses analisis dilalui, langkah berikutnya adalah membuat model bawah permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Tahap terakhir adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam bahan tambang/mineral dan oil-gas ke permukaan. Kesalahan penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian meteril yang besar dan waktu yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen.

Data geofisika bisa diperoleh dari pengukuran di lapangan atau bisa juga dari pengukuran di laboratorium. Pada pengukuran lapangan, data geofisika yang terukur antara lain bisa berupa densitas, kecepatan gelombang seismik, modulus bulk, hambatan jenis batuan, permeabilitas batuan, suseptibilitas magnet dan lain sebagainya yang termasuk dalam besaran fisis sebagai karakteristik bawah permukaan bumi. Pada pengukuran di laboratorium, model lapisan bumi ataupun keberadaan anomali dalam skala kecil dapat dibuat dan diukur respon-nya sebagai data geofisika. Diharapkan hasil uji laboratorium tersebut bisa mewakili kondisi lapangan yang sesungguhnya yang dimensinya jauh lebih besar. Jika suatu pengukuran diulang berkali-kali, entah itu di lapangan maupun di laboratorium, seringkali kita temukan hasil pengukuran yang berubah-ubah, walaupun dengan variasi yang bisa ditolerir. Variasi ini umumnya disebabkan oleh kesalahan instrumen pengukuran (instrumental error) atau bisa juga dikarenakan kesalahan manusia (human error).

Seluruh proses geofisika dapat dideskripsikan secara matematika. Sebagaimana yang telah disebutkan diawal, suatu formulasi yang bisa menjelaskan sistem geofisika disebut model. Namun perlu ditekankan juga bahwa istilah model memiliki ragam konotasi berbeda di kalangan geosaintis. Misalnya, orang geologi kerapkali menggunakan istilah model konseptual, atau istilah model fisik yang digunakan untuk menyebutkan hasil laboratorium, atau dalam catatan ini kita menggunakan istilah model matematika yang merupakan istilah umum dikalangan para ahli geofisika.

Ahli Geofisika umumnya bertugas untuk mencari atau mengeksplor sumber daya alam. Hal ini berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia akan energi dan mineral, termasuk air dan dampak lingkungannya sebagai tempat tinggal manusia sendiri. Kegiatan survey yang biasanya hanya mengandalkan penemuan-penemuan dari para ahli geologi sekarang dapat dibantu oleh penemuan dari ahi geofisika sehingga para ahli dapat lebih medah dalam menafsirkan isi fisisnya (batuannya), menentukan letak kedalaman, ukuran dan posisinya. Metode geofisika juga dapat digunakan untuk membantu survey pencemaran lingkungan yang disebut sebagai geofisika lingkungan.

Penutup
            Penggunaan metode geofisika dalam mengeksplor sumber daya alam merupakan kegiatan yang memerlukan modal dan teknologi. Penguasaan teknologi dan informasi tinggi serta sumber daya manusia yang terampil, jujur, bertanggung jawab dan memiliki kompetensi tinggi merupakan hal yang diperlukan agar seorang geofisikawan dapat bekerja melalui tahapan-tahapan ilmiah dan sistematis, cermat, teliti, tepat metode dalam mengolah dan menginterpretasikan data dalam menemukan sumber daya alam.


Referensi
1.      Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc. 2007. Analisis Data Geofisika. Memahami Teori Inversi
2.      Meju, A Max., Geophysical Data Analysis: Understanding Inverse Problem Theory and Practice, (1994), Society of Exploration Geophysicists (SEG)
3.      M. Bath. Introduction to seismology, Birkhuser erlag. 1973.
4.      S.B. Kirbani. Pengembangan Pendidikan Geofisika (Dalam Kaitannya dengan Kegiatan Industri dan Penelitian Geofisika di Indonesia). FMIPA, UGM, Yogyakarta, 2003.
5.      Sismanto. 2011. Geofisika Bagian Dari Geosains Dalam Eksplorasi Sumber Daya Alam.
6.      R. Mugiono. Geofisika, Objek Studinya, Metodanya, Pembatasannya, Hasilnya. Naska Pidato, Fakultas Pasca Sarjana, UGM, 1986.
7.      W.H.Stanley. Geotechnical and Environmental Geophysics. Society of Exploration Geophysicists. Tulsa, Oklahoma. 1990.
8.      J.M. Raynolds. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. John Willey and Sons Ltd. Baffins Lane, Chisester, England, 1997.
9.      P.V. Sharma. Environmental and Engineering Geophysics, Cambridge University Press, United Kingdom, 1997.




           
           
PS : Untuk melihat ukuran yang lebih jelas silahkan klik https://docs.google.com/document/d/1QCIkZB0PdfvbamTshvAUhDXCiuOFSmtjYXJ-C57h4lE/edit