Translate

Minggu, 06 Oktober 2013

( FF ) Lost In Love

TITTLE:  Lost In Love
GENRE: Sad, romance
LENGTH: Oneshoot
RATED: G, 15 +
MAIN CAST :  Cho Kyuhyun
                          Lee Donghae
                          Lee Hiu Hwi
                         
AUTHOR:     @Mizuto Takamiya
TWITTER:     @ElizaPurba
FACEBOOK:  Eliza Pricilia   
DISCLAIMER: The idea of fanfiction is from mine.      
Let’s visit my blog :
                        http://priciliapurba22.blogspot.com

Mianhae  typo bertebaran ^^ 
#bow

             # Story beginning !!!


             # Flashback !!!
      Pria itu diam saja ditempatnya,walau mata elangnya masih saja tak lepas dalam mengawasi tingkah laku gadisnya yang sedang duduk bersama seorang pria yang tak dikenalnya itu. Ada sedikit rasa amarah yang menyusup kuat dalam hatinya saat dia melihat gadisnya dengan suka rela memberi izin pada pria asing itu untuk memeluk tubuhnya erat.
      Dadanya terasa panas saat dia bisa merasakan kemesraan gadisnya dengan pria itu.Tetapi masih ada sedikit lagi tertinggal rasa sabar dalam hatinya saat dia mengingat kembali perkataan rekannya. “Jangan terus mengekangnya jika kau tidak ingin kehilangannya.” Peringatan Siwon terus saja terngiang ditelinganya sampai  saat ketika dia melihat pria itu dengan berani mencium pipi gadisnya.Miliknya tepat didepan matanya.
      “Kau betul-betul ingin mempermainkanku ya ,Hwi-ya…” Desisnya marah. Tidak sengaja memecahkan gelas yang berisi kopi yang sempat digenggamnya.Dia berlalu pergi, menh inggalkan sebuah janji yang masih saja dipegang oleh gadisnya itu dengan setia.
      “Wae?” Tanya Donghae bingung saat dia baru menyadari bahwa gadis itu sedari tadi terus saja melihat jam tangannya.
      “Anni…”Kata Hiu-hwi lembut. Berusaha menyembunyikan kegelisahan hatinya tentang prianya  itu. Ini yang pertama kalinya, prianya terlambat datang. Ada banyak kemungkinan yang bersarang dibenak Hiu-hwi. “Apa jangan-jangan…” Duganya dalam hati ketika terbersit diingatannya saat pria yang dihadapannya ini mencium pipinya dan mungkin saja terlihat oleh Kyuhyun yang kemudian membuat pria itu marah lalu pergi.
      “Oh, tidak.,” Sesalnya tanpa sadar, yang membuat Donghae, pria itu menatapnya kebingungan.
      “Waeyo?” Kata Donghae polos, yang langsung disambut oleh Hiu-hwi dengan gelengan keras.
      “Aku pergi dulu. Dan ya, soal gadis yang tadi sempat kau ceritakan itu, semoga berhasil!” Kata Hiu-hwi sambil mengepalkan sebelah tangannya dan mengancungkannya tinggi-tinggi. Berusaha menyembunyikan kerisauan hatinya tentang masalah yang menantinya dan menyemangati pria yang bernama Donghae itu, demi pria ini. Pria yang telah dianggapnya sebagai adiknya sendiri.
      “Ya, Semangat!” Senyum Donghae riang. Matanya tak lepas mengantar kepergian gadis itu. Gadis yang sudah lama tak dapat dia temukan, gadis yang diam-diam telah mengambil alih hatinya.
      “Dan kupastikan kau takkan bisa lagi pergi dariku, Noona…” Janjinya dalam hati. Dia melanjutkan makannya dengan riang. Berusaha menepis kekwatirannya tentang kepergian gadis itu yang mendadak, tetapi berusaha untuk lebih bersyukur pada Tuhan yang telah mempertemukannya kembali dengan gadis itu, gadis yang sudah sejak lama dicarinya.

             # Flashback End!!!

   


Aku sangat mencintaimu…
Sampai ingin mati rasanya…

      “Srett…”
      Tetes-tetes cairan kental yang berwarna merah itu terus saja mengalir keluar dari luka baru yang ada di lengan gadis yang ernama Hiu Hwi itu. Baru?. Ya, luka itu sudah merupakan luka yang kesekian yang ditorehkan ditubah mungil gadis itu.
      “Sreett…”
      Darah itu kembali mengalir deras dari pori- pori kulit wajah gadis itu. Ia menahan ringisannya lebih dalam, belum cukup dengan rasa perih yang disebabkan oleh luka dilengannya, pria yang sekarang tengah menatapnya dengan geram itu kembali menggoreskan curter kecil itu di kulit wajahnya.
      “Oppa…”
      Suara yang lebih menyerupai rintihan itu begitu saja keluar dari bibir plumnya. Dia menatap sedih pria itu –Kyuhyun- seakan ingin meredakan amarah yang bersarang di hati pria itu, seakan ingin menjelaskan semua kesalahpahaman diantara mereka lewat tatapan matanya.
      “Hmm…”
      Kata namja itu tak lupa dengan seringai setan yang tercetk jelas di wajahnya. Gadis itu kembali merintih kesakitan saat namja itu kembali menggoreskan curter itu di pipi kanannya.
      “Ahk!”
      Rintihan itu kembali terdengar ketika menemukan pria itu dengan lahapnya menghisap darah yang berasal dari luka yang baru dibuatnya itu.Menjilati tetes-tetes darah yang berhasil keluar dari luka itu dengan posesif, seakan darah gadis itu adalah candu baginya.
      “Oppa…”
      Lirih gadis itu pelan tetapi masih dapat tertangkap oleh indra pendengaran Kyuhyun. Menghentikannya dari aktivitas. Membuat pria itu kembali menatapnya dengan tajam.
      “Mwo? Apakah kau ingin membela pria itu? Apa hebatnya pria itu, apa yang telah diberikannya padamu?”
      Sergang Kyuhyun dengan marah, Matanya berkilat merah seakan ingin memperlihatkan pada gadis itu betapa marahnya dia. Dia mencengkram erat kedua tangan gadis yang Nampak semakin melemah itu.
      “Apa sekarang kau ingin menghianatiku?”
      Sindir Kyuhyun lengkap dengan seringai setan diwajahnya.Membuat gadis yang berada dihadapannya itu bergetar ketakutan. Ada sedikit ras penyesalan yang menyergapi hatinya saat dia melihat kondisi gadis itu, tetapi langsung saja ditepisnya.
      “Anni, Oppa…”
      Lirih gadis itu pelan, mencoba untuk tetap bertahan dalam kesakitannya, dia sakit, Tentu saja. Dibalik luka jiwanya, hatinya telah mati. Dia sudah gila. Walaupun perlakuan itu yang selalu dia dapatkan.dia tetap bertahan. Haya satu alasannya, kkarena pria itu adalah Kyuhyun.

Aku semakin bertahan…
Berusaha bangkit diantara kesakitanku…
Karena hanya ada satu alasan…
Karena itu adalah Kamu…

***
             # Flashback !!!

Hanya mencintaimu…
Tak perduli Apa, Bagaimana,dan Siapa kamu itu…

      Gadis itu terus saja menangis sedih, tak ada sedikitpun keinginan yang menyergapi benaknya untuk membalas perlakuan gadis-gadis yang sekarang berada tepat dihadapannya itu.
      Gadis itu tahu posisinya, dia hanyalah orang asing yang tiba-tiba menyelinap masuk menjadi murid di sekolah itu. Dia tahu akan jadi begini hasilnya, yang dia tak mengerti hanyalah mengapa perlakuan yang seperti sekarang yang selalu didapatkannya, sejak dulu.
      “Gadis aneh,!” Celutuk salah satu dari ketiga gadis itu, gadis yang bertubuh kecil dan kelihatan polos itu. Mereka kembali menyiramkan air es yang berasal dari kolam sekolah ke tubuh gadis itu. Membuat getaran- getaran yang semakin menjadi- jadi pada tubuh gadis itu.
      Tubuh ramping gadis itu sudah sangat lemah, gadis itu hanya mampu bertumpu pada kedua tangan mungilnya, setia menatap buku-buku jari kedua tangannya yang telah memutih. Diam, hanya itu yang dilakukannya menghadapi ketiga gadis yang sedang menatapnya garang itu. Karena dia tahu bahwa dia takkan sanggup melawan gadis-gadis itu.
      “Orang Asing. Kau tahu apa kesalahanmu,ha?” Kata gadis yang memiliki postur paling tinggi diantara kedua temannya sambil menarik kuat rambut panjang gadis itu, menghentakkannya keras, mengabaikan rintihan kesakitan yang berasal dari bibir pucat gadis itu.
      “Kau!, yang baru saja masuk kesekolah kami dengan mudahnya merebut posisiku, posisi yang terus saja berusaha aku gapai.” Sanggah gadis yang berada tepat ditengah- tengah kedua temannya,” Dia pasti ketua mereka.” Simpul gadis yang tak lain adalah Hiu- Hwi itu dalam hati. Dia mencengkram rahang gadis itu dengan kasar. Membuat suara gemeretak dari gigi-gigi Hiu-hwi terdengar jelas.
      Menyadarkan keterpakuan seorang namja yang sejak tadi diam, dan dengan setia menonton semua kegiatan yang dilakukan gadis-gadis itu dari kamera mungilnya. Dia menggertakkan gigi-giginya dan mengepalkan tangannya saat semakin sadar, bagaimana menyedihkannya kondisi gadis malang itu. Dia tak tahan lagi.
      “Bukankah menyenangkan rasanya jika menyiksa orang lain.”Sergah pria itu pelan, menusuk kuat dalam keterkagetan gadis-gadis itu, menghentakkan gadis-gadis itu dalam keterpakuannya. Tak terkecuali dengan Hiu-hwi, gadis itu kembali bergetar, ketakutan kembali menyegapinya dalam diam.
      Pri itu kembali berucap dalam kedataran wajahnya, “Bukankah lebih menyenangkan jika orang- orang yang melihat tindakan kalian, membalasnya kembali pada kalian.” Kata pria itu sambil mengacungkan kamera mungilnya dengan bangga, dia menampakkan senyum setannya, seperti biasa. Sebelum akhirnya berubah menjadi datar ketika melihat kondisi gadis itu.
      Pria itu terus saja menatap gadis itu dengan intens. Memang, sedari tadi tinggal mereka berdualah ditempat itu sedang ketiga gadis lain telah menghilang entah kemana. “Kajja…” Katanya memecahkan keheningan diantara mereka, uluran tangan itu diulurkannya tepat dihadapan wajah gadis itu.
      “Gadis lemah.” Katanya pelan, tapi masih bisa didengar gadis yang saat itu juga menegakkan wajahnya, ingin menatap pria itu.
      “Tapi tenang saja, aku akan menjagamu.” Kata pria itu tulus, sambil membelai sayang rambut kusut gadis yang masih saja terpaku itu. Dia tersenyum tulus, senyum pertama yang ditampakkannya sejak kematian ibunya.

             # Flashback End !!!

***

I didn't mean to hurt you…
I'm sorry that I made you cry…
I didn't want to hurt you…
I'm just a jealous guy…
     
      Kemeriahan pesta itu seakan tak mengusik jarak antara Hiu-hwi dan Kyuhyun. Menag, malam itu mereka berdua diundang untuk menghadiri pesta pertunangan rekan mereka, Changmin. Kikuk, adalah keadaan yang sejak tadi dirasakan oleh Hiu-hwi, dia sadar bahwa sejak tadi mata elang Kyuhyun tak pernah lepas untuk mengawasinya.
      “Apakah kau masih mencurigaiku, Oppa?” Lirihnya dalam hati, terbersit sekilas rasa putus asa dibenaknya untuk berhubungan dengan pria itu, tetapi dengan lekas diusirnya jauh dari benaknya. Cinta, apalagi kalau bukan itu alasannya.
      “Dan kita bertemu lagi. Apakah ini sebuah kebetulan belaka?” Suara serak itu langsung saja menghamburkan rentetan memori tentang pria itu di benaknya. Dia menoleh kesamping dan menemukan pria jangkung itu berada tepat disisi kananya. Dia tersenyum hangat, tentu saja karena pria itu sudah dianggapnya sebagai adik kandungnya sendiri. Sekaligus menjadi salah satu sumber keretakannya dengan Kyuhyun, pria yang sangat dikasihinya itu.
      “Mau berdansa, Noona?” Kata pria yang tak lain adalah Donghae itu sambil menggenggam lembut tangannya. Membuat gadis yang bernama Hiu-hwi itu kebingungan antara menolak dan tidak. Dia mengkwatirkan Kyuhyun.
      “Tap,tapi,..-” Belum sempat dia mengungkapkan perasaannya, Donghae telah lebih dulu menari tangannya ketengah lantai dansa. Dia tersenyum kikuk, menyadarkan dirinya bahwa pria yang ada dihadapannya itu juga penting, apalagi hanya pria inilah yang menjadi temannya waktu disekolah, sebelum akhirnya dia pindah kesekolah itu dan bertemu dengan Kyuhyun.
      “Lagipula selain janji lama noona untuk mengabulkan satu permintaanku, ada yang ingin aku katakan. Tepatnya ini adalah sebuah rahasia!.” Kata Donghae sambil mengumbar senyum menggodanya, mengedip-ngedipkan matanya dengan manja.
      “Noona, kau tahu? Cintaku ternyata bertepuk sebelah tangan. Gadis yang waktu itu pernah aku ceritakan ternyata telah menjadi milik pria lain. Dan aku yakin gadis itu sangat mencintai prianya.” Katanya panjang lebar, sedikit mempersempit jarak antara mereka berdua, berusaha berbisik pada gadis itu, mencoba menegaskan pada semua orang bahwa apa yang diceritakannya itu merupakan privasi. Membuatnya dan gadis itu tak menyadari tatapan geram yang dilayangkan oleh Kyuhyun dari kejauhan pada mereka berdua.
      Pertanyaan dari pria itu seakan menyadarkan Hiu-hwi akan kenangan buruknya bersama Kyuhyun, saat Kyuhyun salah sangka dan tak mempercayainya lagi, mengingatkannya kembali atas kecemburuan Kyuhyun terhadapnya. Dia tersenyum.” Kalau begitu, carilah gadis lain. Biarkan gadis itu bahagia dengan pilihannya.” Katanya pada Donghae, yang kemudian membuat mereka saling melempar senyum. Yang  juga membuat bara api di hati Kyuhyun semakin menyala.
       “Arasseo.” Kata Donghae menyetujui, dia sudah tahu jawaban dari hatinya, dia memeluk gadis itu dengan erat seakan ingin menguatkan hatinya yang diam-diam telah remuk. Membuat pria lain tak tahan lagi dengan kemesraan yang tengah mereka umbar dimuka umum.
      Donghae, pria itu menoleh kesamping ketika ada sebuah tangan mencengkram bahunya cukup erat. Dia melepaskan gadis itu dari dekapannya.
      “Perlukah aku meminta persetujuanmu untuk membawa gadisku pergi?”
***
So why don’t you go your way…
And I’ll go mine…
Live your life, and I’ll live mine…
Baby you’ll do well, and I’ll be fine…
Cause we’re better off, separated…
     
      Suasana mulai mencekam sejak mata yang penuh kemarahan itu seakan menelanjanginya dengan kejam. Gadis itu tak berani membalas tatapan pria yang sedang berada dihadapannya itu. Dia takut.
      Tubuhnya semakin gemetar ketika tangan- tangan Kyuhyun yang besar itu mulai mencengkram erat lengannya. “Bukankah waktu itu aku telah memperingatkanmu?” Kata pria itu pelan berusaha meredam emosi yang hampir meledak dari dalam hatinya.
      “Ah,.. Aku,-” Belum sempat Hiu-hwi memberikan penjelasannya, pria yang tak lain adalah Kyuhyun itu telah lebih dulu meraup bibir plumnya dengan ganas, berusaha membiaskan perasaan marahnya lewat ciuman itu. “Aku tak mau lagi menyakitimu,Hwi-ya.” Geram pria itu dalam hati.
      “Kau kembali membohongiku.” Katanya singkat sebelum kemudian kembali lagi meraup habis bibir gadis itu. Mencoba meredam rintihan kesakitan yang keluar dari bibir itu.
      “Sakit… Oppa.!”
      “Kau mencoba menghianatiku.” Dua buah kalimat itu secara bersamaan terdengar lantang dari masing-masing bibir sepasang sejoli ini.
      “Aku takkan mempercayaimu, Hwi-ya.” Rentetan kata-kata itu terdengar jelas oleh Hiu-hwi, menohok hatinya dalam. Kepercayaan yang selalu dijunjungnya tinggi dalam hubungan mereka berdua dengan mudah dirobohkan pria itu. Kacewa.Ya, dia sangat kecewa.
      “Kalau begitu, ayo kita berpisah.” Sanggah gadis itu sambil berusaha berontak dari dekapan Kyuhyun.Membiarkan pria itu terpaku ditempatnya,menatapnya dalam diam dan baru menyadari perubahan drastic pada bibir gadis itu yang telah berdarah dan membengkak, berusaha mengabaikan sederet kata yang dengan lantang keluar dari bibir gadis itu.
      “Ya, kita lebih baik berpisah.” Simpul gadis itu sebelum berlalu pergi, meninggalkan prianya dengan seribu tanya dibenaknya. Tak menyadari bahwa ada pria lain yang sedang menatap keergiannya dengan sedih.
      “Kau memang pria bodoh, Kyuhyun-sii.”

***
Just give me a reason…
Just a little bit's enough…
Just a second we're not broken just bent…
And we can learn to love again…
I never stopped…
You're still written in the scars on my heart…
You're not broken just bent…
And we can learn to love again…
      Jarak itu seakan tak menghalangi Kyuhyun untuk mengawasi seorang gadis yang masih begitu dia cintai. Yang selalu ingin dia jaga melebihi dirinya sendiri. Terobsesi bukanlah factor yan menyebabkannya berbuat begitu tetapi karena gadis itu sangat dicintainya. Karena takut akan kehilangan gadis  itu.
      Dia sadar akan kesalahannya yang membuat gadis itu menderita. Kecemburuannya yang berlebihan yang membuat gadis itu terkekang. Keprotectivannya yang membuat gadis itu tertekan. Dia sadar, bahwa dia salah, apalagi akan sikap gadis itu terhadap Donghae, pria yang sempat dicurigainya.

             # Flashback !!!
           
      “Bugh!!! Bugh !!! Bugh !!!”
      Pukulan demi pukulan yang dilayangkan kepadanya telah menyadarkan pria itu dari fantasi- fantasinya tentang gadisnya. Dia kembali memasang tampang marah ketika mengetahui siapa yang telah memukulnya. Emosinya kembali terpancing.
      “Pria bodoh!” Simpul pria yang sedari tadi memukulinya dengan kejam. Siapa lagi kalau bukan Donghae. Pria itu langsung saja mencengkram kuat kerah baju Kyuhyun.
      “Pria bodoh. Kenapa kau malah mencampakkan gadis yang betul-betul mencintaimu,Ha? Ckckck, kau senag melihatnya memnderita sekarang? Gadis itu hampir gila tanpamu!” Beber Donghae frustasi. Dia menghempaskan tubuh Kyuhyun begitu saja. Dia mengacak-acak rambutnya saat menyadari betapa lemahnya gadis itu tanpa Kyuhyun.
      “Wae? Bukankah dia malah bahagia bisa lepas dariku. Bukankah kalian telah bebas untuk berselingkuh dihadapanku?” Tantang Kyuhyun yang sudah terbakar emosi. Dia bingung akan apa yang telah terjadi.
      “Ckckck!  jadi kau beranggapan bahwa ada apa-apa diantara kami? Dasar bodoh. Kau…”Kata Donghae saat ingin menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam hubungan pria itu dengan Hiu-hwi. Penyebab kesalahpahaman itu.

            # Flashback End !!!
     
Mianhae, karena telah menyakitimu…
Mianhae, karena telah mengekangmu selama ini…
Mianhae, karena tak bisa benar- benar  mempercayaimu…
Mianhae, karena masih sangat mencintaimu…
Mianhae…
     
     
      Begitulah isi pesan yang dikirim Kyuhyun pada Hiu-hwi lewat handphonenya. Karena untuk bertatapan langsung dengan gadis itu rasanya dia tak sanggup, apalagi karena banyaknya kesalahan yang telah diperbuatnya.
      Dari seberang jalan ini, dia dapat melihat gadis itu tengah mengacak-acak tas mungilnya. Dia kembali tersenyum saat mengingat sifat ceroboh gadis itu. Wajah Kyuhyun kembali tersenyum pahit saat dia mulai melihat Hiu-hwi yang sedang membaca pesan yang dia kirim.
      Dia dapat melihat bahwa mata gadis itu telah berkaca-kaca sampai akhirnya menangis. Dia tersenyum lembut, senyum yang sudah lama tak diumbarnya, mungkin sejak pertemuan terakhir mereka. Dia lega mendapati kondisi gadis itu telah baik-baik saja. “Itu sudah cukup.” Simpulnya dalam hati.
      “Oppa…” Suara teriakan itu terdengar jelas baginya sebelum dia mendongakkan wajah yang langsung saja bertatap muka dengan gadis itu. Dia menyadari bahwa wajah gadis itu berrona merah, persis seperti saat ketika dia menyatakan cinta pada gadis itu. Dia tersenyum untuk kedua kalinya saat sebuah kenyataan pahit terlintas dibenaknya. Mungkin dia akan pergi dari gadis itu, membiarkan gadis itu pergi dan mencari pria yang jauh lebih pantas daripada dia. “Kau begitu baik untuk menjadi milikku!” Katanya pelan sebelum membalikkan tubuhnya hendak pergi untuk meninggalkan gadis yang tengah memandang bingung terhadapnya itu.
      “Oppa, tunggu…” Sambar gadis itu sebelum dia melangkah maju ingin ketempat Kyuhyun berada. Menyadarkan Kyuhyun pada sebuah kenyataan bahwa ada sebuah truk yang melintas kearah gadis itu dengan kecepatan tinggi.
      “Awas!!!” Bantahnya kuat sembari melangkah maju, berjuang dengan waktu demi menyelamatkan gadis itu.
      “Bugh!”
      “Brakkk!!!”
      “Ahkkk!!!”
      “Sa,…S…Saranghae…” Suara tabrakan itu dengan seenaknya memutuskan benang merah yang terhubung diantara mereka. Yang selalu ingin mereka jaga.

***

             # Flashback !!!
      “Jika aku mati, apa yang akan kau lakukan?” Pertanyaan  itu tiba-tiba saja keluar dari bibir Kyuhyun. Menohok gadis yang sedang membaringkan diri pada kedua pahanya.
      “Kalau kau mati, aku akan mencari pria lain.” Kata Hiu-hwi yang bermaksud memancing emosi pria itu.
      “Baguslah.” Respon pria itu dengan tenang. Menbuat sebuah ketakutan tiba-tiba terbersit dipikiran Hiu-hwi. Takut kehilangan pria itu.
      “Babo! Kalau kau mati maka aku akan menjalani hidup layaknya seorang yang telah mati. Karena aku mencintaimu, Oppa.”
      “Dan aku jauh lebih mencintaimu, Hwi-ya! Saranghae …” Kata Kyuhyun sebelum mendekap tubuh mungil milik gadisnya itu dengan erat, siapalagi kalau bukan Hiu-hwi.

             # Flashback End !!!
***

             # 3 Tahun Kemudian !!!
      Gadis itu tersenyum senang sebelum kembali menangis sedih. Memori-memori tentang pria itu selalu saja berputar-putar dibenaknya. Mulai dari saat pertemuan pertama mereka sampai pertemuan terakhir mereka. Sampai saat ketika pria itu pergi meninggalkannya, untuk selamanya.
      “Kenapa kau malah meninggalkanku sendirian, Oppa?” Lirihnya entah pada siapa sebelum kembali menangis keras dalam keheningan kamarnya yang berwarna putih itu. Membuat semua orang yang melintasi kamarnya dapat merasakan bagaimana kesedihannya.
      “Nado…Hiks,hiks. ..nado saranghae, Oppa!” Lirihnya lembut saat memori tentang kecelakaan itu melitas kembali dibenaknya, saat pria itu mengucapkan kata terakhitnya sebelum menutup mata untuk selamalanya. Kata perpisahaan yang belum sempat dibalas gadis itu.
      “Kenapa nasib begitu tega mempermainkanmu, Noona? ” Kata seorang pria yang sejak tadi berdiri tegak tepat disamping pintu kamar gadis itu. Dengan setia menemani gadis itu meratapi kesedihannya yang tak kunjung hilang. Gadis yang telah menjadi gila karena telah ditinggal oleh kekasihnya itu.

Concentrating with all my nerve…
I look for that thin, invisible string...
It's so weak ...
So weak that a little pull would snap it…

***

The End
     

Please correction!!!
^^
Gomawo for Read ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar